Ms. Simple
여기를 탐색:
HOME

프로필
메시지
친구
고마워

+ follow
사람
Fan Fiction @ Senin, 23 Januari 2012


L
(cast : L as L/Kim MyungSoo & You as yourself)



Siluet wajahmu tergambar jelas di pikiranku. Cahaya yang datang dari luar jendela membuat nya semakin jelas.

*


Aku ingat pertama kali aku bertemu denganmu. Kau dengan kacamata dan buku-buku ditanganmu. Membuat ku yakin kau tidak lebih muda dariku. Cool. Kata-kata itu yang muncul di pikiranku ketika pertama kali aku melihat mu. Aku memberanikan diri untuk bertanya
            “kau murid Kyung Hee juga?” tanyaku.
Dia yang tadinya melihat ke luar jendela, kini menoleh ke arahku. “ya .. sama seperti mu” jawabnya sambil tersenyum padaku.
Seperti aku? Apa maksudnya? Apa dia sudah mengenali ku?
            “maaf? apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanyaku
            “bisa dibilang tidak. Tetapi aku sering melihatmu, walaupun kau tidak pernah melihat ku ...” dia kembali melihat ke arah luar jendela bus.
“Kau .. di kelas seni, kan?” lanjutnya sambil kembali menoleh padaku
            “ah .. ya” jawabku dengan bingung. Seribu pertanyaan berputar di kepalaku.
Orang ini, membuat ku ... tertarik
            “umm .. ngomong-ngomong aku Eun Jihyun. Senang bertemu denganmu .. ” aku mengulurkan tangan sambil tersenyum padanya, berharap dia menyebutkan namanya.
            “L” dia membalas uluran tanganku.
L? Benarkah itu namanya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Wajah penuh kebingungan kembali datang.
            “ ugh, mianhae, apa jawabanku membuatmu bingung? .. ” dia tertawa. Mungkin karena wajahku yang begitu aneh mendengar jawabannya.
            “ .. L nama panggilan ku. Aku lebih suka dipanggil L daripada Kim Myung So, memang banyak yang terheran heran saat mendengar nama ku, tapi bagaimana lagi, itu panggilan ku sejak kecil..” katanya sambil tersenyum.
“.. Aku dikelas seni juga, sama seperti mu.” lanjutnya.
            “apa? Apa kau bilang? ..  kelas seni? Sama seperti ku?”  aku terkejut
            “ada apa? Apa wajahku tidak pantas masuk kelas seni?” jawabnya sambil memeggang  wajahnya, dia berkaca di handphone nya yang memantulkan bayangan wajahnya, seperti mencari-cari apa ada kesalahan di wajahnya.
            “ani- aku hanya .. tidak pernah melihat mu” kataku masih dengan wajah bingung
            “tetapi, sekarang kau sudah melihat ku kan?.. jadi tidak perlu bingung seperti itu” jawabnya. Untuk beberapa saat matanya memandangi mataku dan tersenyum. Aku hanya dapat membalas pandangannya.

*


Sejak saat itu, entah mengapa aku dibuat penasaran oleh nya. Kami semakin dekat dan dekat. Berlatih musik bersama, menyanyi, menari, dan segala yang kami lakukan, kami lakukan bersama. Sangat Dekat.
Tapi entah mengapa aku tidak pernah bisa mengerti pikirannya. Bahkan isi hatinya. Semakin aku mencoba mencari tahu tentang hidupnya, dia semakin membuatku sulit.
L .. Siapa kau sebenarnya? Mengapa aku merasa, kau lebih mengenal ku. Bahkan sebelum aku tahu siapa dirimu.

*


            “L ! L !!” teriakku sambil berlari ke arahnya. L yang sedang duduk menikmati makanan nya terkejut mendengar teriakan ku. Dengan segera dia melihat ke arahku.
            “mwo?” tanya nya selagi aku mengatur nafas ku.
            “kau sudah tau ini?” aku menyodorkan sebuah brosur. Sebuah brosur pencarian bakat.
            “salah satu entertainment ternama di korea sedang mencari artis-artis berbakat untuk di training. Kita akan pergi bersama kan?” tanyaku dengan wajah gembira. Ah Tidak, bahkan sangat gembira. Karena ini saatnya aku dan L berjuang bersama, bahkan jika beruntung kami bisa satu entertainment. Benar-benar kesempatan yang bagus.
L terdiam. Masih melihat brosur itu. Pandangannya kosong, dia hanya melanjutkan makannya sesaat setelah memandangi brosur itu. Tidak ada tanggapan dari L.
            “L !” seruku. Emosi, karena L tidak memberi jawaban.
            “kau saja yang pergi” jawabnya singkat. Begitu singkat, bahkan tidak sesuai harapan dan bayanganku.
            “apa? Bukankah kita sudah janji untuk pergi bersama? Itu tujuan kita kan? Tapi kenapa sekarang kau malah menolak kesempatan yang sudah kita tunggu dari lama, L?” tanyaku. Begitu sedih mendengar jawabn L. Hampir saja air mata mu menetes
            “semua orang bisa berubah, kan? Lalu .. apa ada yang salah jika pemikiranku  berubah? Bukankah itu terserah padaku?” jawab L. Matanya hanya sibuk pada makanan di depan nya.
            “apa yang terjadi padamu L? Apa yang membuat mu berubah tiba-tiba seperti ini?”
            “tidak ada. Aku hanya tidak mau.”
            “Kau bohong .. Kau pasti berbohong !” kali ini nada ku meninggi. Aku berusaha menahan airmata ku yang sudah memaksa jatuh.
            “Sudahlah Jihyun-ah ! .. “ seru L, nadanya lebih tinggi dariku. Dia yang tadinya duduk, dengan cepat berdiri. Aku terkejut mendengar nya. Tidak pernah dia berkata, bahkan membentakku seperti itu. Ini bukan L yang aku kenal. Sesuatu merubahnya.
            “.. mulai sekarang tidak usah membicarakan hal yang tidak penting seperti itu !.. aku sudah muak mendengarnya !” lanjutnya sambil beranjak pergi meninggalkanku.
            “L ! L !! ” aku berteriak memanggilnya. Dia tidak mendengarkan nya. Atau bahkan pura-pura tidak mendengarku.
Tidak terasa airmataku sudah membasahi pipiku. Aku memegang dadaku tidak tahu perasaan apa ini. Hanya saja, ini sakit. Terlalu sakit.

*


Aku jarang bertemu dengan L sejak kejadian yang menyakitkan itu. L, juga jarang mengisi bangku di sampingku yang kosong. Bangku itu seharusnya miliknya. Aku hanya bisa diam melihat bangku itu. Tidak ada L.
Bahkan sekarang, aku tidak dapat melihat L duduk disamping ku lagi di dalam bus. Orang-orang menggantikan posisinya. Orang-orang asing, yang tidak aku kenal sama sekali. Kemana dia?..  L !


*


Aroma rangkaian bunga menusuk hidung ku. Pemakaman. Ah mengapa Aku begitu membenci nya, bagiku pemakaman adalah sebuah perpisahan yang tidak masuk akal. Dimana orang-orang menangisi orang yang sudah pergi entah kemana. Aku tidak pernah menangis di pemakaman, seberapapun sedih nya hatiku ketika ditinggal kan, aku tidak pernah menangis. Heran, mungkin itulah yang aku rasakan. Heran, kemana perginya mereka yang meninggal, apakah benar tidak akan pernah bertemu lagi disaat aku juga meninggal nanti?
Aku meletakkan seikat bunga diatas makam L. Aku memutuskan untuk tidak menghadiri pemakamannya karena  aku sibuk menyalahkan diriku. Seandainya saat itu aku tidak sebodoh itu, mungkin waktu yang aku habiskan bersama L tidak sesingkat ini.


*

            “Selama ini L menyayangi mu, Jihyun-ah” aku MoonSoo, kakak L.
            “L? Menyayangiku?” tanyaku. Aku sangat terkejut mendengarnya.
            “dia bahkan mencintaimu.” Lanjut MoonSoo
            “tetapi aku tidak pernah menyadari itu”tanyaku lagi.
            “tentu saja, dia mencintaimu sejak lama,seingatku sejak dia masuk SMA yang sama denganmu.”
            “SMA yang sama? Maksudmu, dia ..
            “L anak baru di sekolah mu saat itu, mungkin kau tidak menyadari nya, maka dari itu kau tidak mengenal nya.” Sela MoonSoo
            “kebiasaannya menggambar sudah di mulai sejak SD. Tetapi saat dia masuk SMA, semua gambar nya berubah” dia menlanjutkan.
            “berubah bagaimana?”  tanyaku semakin penasaran.
            “L lebih sering menggambar wajah seorang wanita sejak kepindahannya di SMA barunya itu. Awalnya aku kira dia mencoba menggambar sesuatu yang berbeda dewasa ini, tetapi tidak. Aku menyadari akhir-akhir ini dia senang memandangi hasil gambarnya yang ada di ruangannya, dia juga lebih sering melamun. Aku baru  sadar ketika aku mencoba mencermatinya lagi. ada sesuatu yang membuatnya menggambar seorang wanita di tiap kertas yang dia miliki. Dan semua wanita yang digambarnya, adalah wanita yang sama. Dia mencintai wanita itu. Maka dari itu ketika aku bertemu denganmu, tidak salah lagi, kau adalah wanita yang di gambar oleh L” MoonSoo mengakhiri cerita nya.
Aku hanya terdiam memandangi MoonSoo. Ceritanya membuatku begitu terkejut. L melakukan itu semua, dan aku tidak pernah menyadari nya?
            “apakah dia menghafal wajahku dan menggambarnya di rumah?” akhirnya aku membuka mulut untuk bertanya lebih jauh.
            “aku tidak tahu. Tetapi,aku tidak pernah melihatnya menggambar di rumah. Yang aku tahu, setiap dia pulang sekolah,ada saja gambar yang ia tempelkan di dinding ruangannya” jawab MoonSoo
            “Bolehkah .. aku .. melihat ruangan yang kau maksud itu?” pintaku pada MoonSoo.

Aku pun berterima kasih pada MoonSoo karena tidak keberatan untuk menunjukan ruangan L. Dia mengantarku ke dalam ruangan itu, ruangan kecil, dan rapi. Sepertinya ruangan ini baru saja di rapikan. Sebuah kasur yang cukup besar yang mampu dipakai oleh 2 orang, terlihat rapi. Buku-buku sketsa pun tertata rapi, aku juga dapat melihat alat-alat gambar yang berdiri di dalam sebuah kaleng kecil. Aku menyentuh barang-barang itu. L pernah menggunakannya. Beberapa gambarnya memang di pasang di dinding ruangan. Tetapi aku tidak melihat gambar seorang wanita disana.
            “kemarilah” suara MoonSoo mengejutkan ku. Dia sudah berdiri di dekat sebuah pintu yang ada di dalam ruangan itu.
Ada pintu lain? Aku bertanya-tanya dalam hati. Apa itu?

MoonSoo sudah berada dalam ruangan yang ditunjukan nya. Aku pun masuk melewati pintu. Ruangan itu benar-benar membuat ku terdiam. Tidak tahu harus berkata apa-apa
            “ ini, ruangan yang aku katakan itu” jelas MoonSoo
Kali ini aku hanya bisa diam, melihat sekeliling ruangan itu. Hanya ada coretan coretan pensil membentuk sebuah lekukan sempurna seorang wanita. Aku berusaha mendekati salah satu dari gambar-gambar itu. Di ujung kertas tertulis  (L | 02/01/08). Terlihat seorang wanita sedang duduk bersandar pada pilar sekolah, dengan serius membaca tumpukan kertas.
Ini .. bukankah 2 hari sebelum pementasan drama tahun baru sekolah? Saat itu aku sangat sibuk membaca naskah drama. Bagaimana bisa ... ? L ..
Aku tertarik pada gambar lain, gambar diriku yang sedang berkumpul dengan teman, mereka menyayikan lagu ulang tahun. Wajahku terlihat sangat ceria disitu. Pada gambar nya kali ini tertulis a year passed, but i’m still here hiding my self (L | 21/09/09) “happy birthday,Jihyun-ah” kau meraba gambar itu, melihatnya dengan penuh perasaan haru. Sebodoh itu kah aku? Sampai-sampai aku tidak merasakan kehadiran L?
Begitu banyak gambar L di ruangan itu, dindingnya penuh, aku tahu dia menggambar setiap gerak-gerik ku di sekolah. Aku hanya bisa menutupi mulutku dengan tanganku, tidak bisa lagi menahan airmata yang memaksa untuk keluar.
            “L mengidap penyakit itu sejak dia SMP. Sirosis, membuat dia tidak bisa melakukan apa yang dia ingin lakukan. Membuat dia berpikir dua kali sebelum dia melakukan hal yang dia inginkan. Maka dari itu, dia hanya bisa memandangi gambar-gambar nya dengan sedih” penjelasan MoonSoo hanya membuat airmataku semakin membasahi pipiku.
            “Dia senang bisa dekat denganmu sebelum’ waktunya’ , yaa kau tahu maksud dari kata ‘waktunya’ kan? ... “
aku masih diam terpaku di tempat, menahan mulutku agar tidak mengeluarkan suara tangis.
            “ ... tetapi pada akhirnya, dia tetap harus menjauhi mu. Waktu yang diperkirakan sudah tiba. Dia benar-benar harus pergi. Itu alasan mengapa dia menolak untuk ikut dalam audisi pencarian bakat. Dalam hati dia menyesal sudah menolak ajakanmu, tapi itulah satu-satunya jalan agar dia bisa jauh darimu .jika bisa, agar kau membencinya.dia hanya mengurung diri di kamar,tidak tahu apa yang dipikirkan dia hanya bilang dia menyesal, dia hanya bisa memohon agar kau bisa melupakannya dan hidup seperti sebelum kau mengenal L” lanjut MoonSoo.
Kini kaki ku tidak mampu lagi menopang badanku yang terasa semakin berat. Aku terjatuh ke lantai. MoonSoo segera berlari ke arah ku. Memegang kedua pundak ku. Memastikan aku baik-baik saja.
            “aku terlalu bodoh .. aku terlalu bodoh untuk hal seperti ini. Kalau saja aku tidak terlambat menyadari nya. Aku bisa menemaninya. Menghabiskan saat-saat terakhir L dengan kenangan yang tidak seburuk ini” kataku sambil menangis
            “hiduplah dengan bahagia. Itu sudah cukup bagi L. Dia hanya ingin melihatmu bahagia meski bukan bersama nya”

*


Kata-kata terakhir MoonSoo, membuat ku lebih tegar kali ini. Setidaknya aku bersyukur di hari itu. Di saat aku bertanya padanya, disaat dia membuat siluet di bawah cahaya yang tidak pernah terlupakan oleh ku. Tidak akan.




-END-

















Terima kasih sudah membaca ! aku akan terus menulis, jadi tunggu saja post ku selanjutnya ^^
Jangan lupa comment, katakan apa yang kau pikirkan tentang FF ini




*for you who copying my FF, please put a credit ! *

Label: , , , , ,